Jumat, 29 Maret 2013
Belajar mengenal Notasi Balok
Bila kita belajar musik, tentunya pasti, kita juga akan belajar mengenal notasi balok. Tapi tahukah kamu apa yang dimaksud dengan notasi ?Notasi atau biasa disingkat “not” adalah simbol dalam musik untuk suara dengan pitch tertentu. Ada dua macam not, yaitu not balok dan not angka. Not angka , sesuai
Selasa, 26 Maret 2013
Batik
- Batik tulis adalah kain yang dihias dengan teksture dan corak batik menggunakan tangan. Pembuatan batik jenis ini memakan waktu kurang lebih 2-3 bulan.
- Batik cap adalah kain yang dihias dengan teksture dan corak batik yang dibentuk dengan cap ( biasanya terbuat dari tembaga). Proses pembuatan batik jenis ini membutuhkan waktu kurang lebih 2-3 hari.
- Batik lukis adalah proses pembuatan batik dengan cara langsung melukis pada kain putih.
- Batik Jawa
- batik Jawa adalah sebuah warisan kesenian budaya orang Indonesia, khususnya daerah Jawa yang dikuasai orang Jawa dari turun temurun. Batik Jawa mempunyai motif-motif yang berbeda-beda. Perbedaan motif ini biasa terjadi dikarnakan motif-motif itu mempunyai makna, maksudnya bukan hanya sebuah gambar akan tetapi mengandung makna yang mereka dapat dari leluhur mereka, yaitu penganut agama animisme, dinamisme atau Hindu dan Buddha. Batik jawa banyak berkembang di daerah Solo atau yang biasa disebut dengan batik Solo.
-
Batik Jawa Hokokai, 1942-1945
- Iwan Tirta
- K.R.T. Hardjonagoro
- Bagong Kussudiardjo
- Eman Suparman
- Ibu Sud
- Tuty Cholid
- Edward Hutabarat
- Kain mori (bisa terbuat dari sutra atau katun)
Batik adalah salah satu cara pembuatan bahan pakaian. Selain
itu batik bisa mengacu pada dua hal. Yang pertama adalah teknik
pewarnaan kain dengan menggunakan malam untuk mencegah pewarnaan sebagian dari kain. Dalam literatur internasional, teknik ini dikenal sebagai wax-resist dyeing.
Pengertian kedua adalah kain atau busana yang dibuat dengan teknik
tersebut, termasuk penggunaan motif-motif tertentu yang memiliki
kekhasan. Batik Indonesia, sebagai keseluruhan teknik, teknologi, serta pengembangan motif dan budaya yang terkait, oleh UNESCO telah ditetapkan sebagai Warisan Kemanusiaan untuk Budaya Lisan dan Nonbendawi (Masterpieces of the Oral and Intangible Heritage of Humanity) sejak 2 Oktober, 2009
Seni pewarnaan kain dengan teknik perintang pewarnaan menggunakan malam adalah salah satu bentuk seni kuno. Penemuan di Mesir menunjukkan bahwa teknik ini telah dikenal semenjak abad ke-4 SM, dengan diketemukannya kain pembungkus mumi yang juga dilapisi malam untuk membentuk pola. Di Asia, teknik serupa batik juga diterapkan di Tiongkok semasa Dinasti T'ang (618-907) serta di India dan Jepang semasa Periode Nara (645-794). Di Afrika, teknik seperti batik dikenal oleh Suku Yoruba di Nigeria, serta Suku Soninke dan Wolof di Senegal.[2]. Di Indonesia, batik dipercaya sudah ada semenjak zaman Majapahit, dan menjadi sangat populer akhir abad XVIII atau awal abad XIX. Batik yang dihasilkan ialah semuanya batik tulis sampai awal abad XX dan batik cap baru dikenal setelah Perang Dunia I atau sekitar tahun 1920-an.[3]
Walaupun kata "batik" berasal dari bahasa Jawa, kehadiran batik di Jawa sendiri tidaklah tercatat. G.P. Rouffaer berpendapat bahwa tehnik batik ini kemungkinan diperkenalkan dari India atau Srilangka pada abad ke-6 atau ke-7. [2]Di sisi lain, J.L.A. Brandes (arkeolog Belanda) dan F.A. Sutjipto (sejarawan Indonesia) percaya bahwa tradisi batik adalah asli dari daerah seperti Toraja, Flores, Halmahera, dan Papua. Perlu dicatat bahwa wilayah tersebut bukanlah area yang dipengaruhi oleh Hinduisme tetapi diketahui memiliki tradisi kuna membuat batik.[4]
G.P. Rouffaer juga melaporkan bahwa pola gringsing sudah dikenal sejak abad ke-12 di Kediri, Jawa Timur. Dia menyimpulkan bahwa pola seperti ini hanya bisa dibentuk dengan menggunakan alat canting, sehingga ia berpendapat bahwa canting ditemukan di Jawa pada masa sekitar itu.[4] Detil ukiran kain yang menyerupai pola batik dikenakan oleh Prajnaparamita, arca dewi kebijaksanaan buddhis dari Jawa Timur abad ke-13. Detil pakaian menampilkan pola sulur tumbuhan dan kembang-kembang rumit yang mirip dengan pola batik tradisional Jawa yang dapat ditemukan kini. Hal ini menunjukkan bahwa membuat pola batik yang rumit yang hanya dapat dibuat dengan canting telah dikenal di Jawa sejak abad ke-13 atau bahkan lebih awal.
Legenda dalam literatur Melayu abad ke-17, Sulalatus Salatin menceritakan Laksamana Hang Nadim yang diperintahkan oleh Sultan Mahmud untuk berlayar ke India agar mendapatkan 140 lembar kain serasah dengan pola 40 jenis bunga pada setiap lembarnya. Karena tidak mampu memenuhi perintah itu, dia membuat sendiri kain-kain itu. Namun sayangnya kapalnya karam dalam perjalanan pulang dan hanya mampu membawa empat lembar sehingga membuat sang Sultan kecewa.[5] Oleh beberapa penafsir,who? serasah itu ditafsirkan sebagai batik.
Dalam literatur Eropa, teknik batik ini pertama kali diceritakan dalam buku History of Java (London, 1817) tulisan Sir Thomas Stamford Raffles. Ia pernah menjadi Gubernur Inggris di Jawa semasa Napoleon menduduki Belanda. Pada 1873 seorang saudagar Belanda Van Rijekevorsel memberikan selembar batik yang diperolehnya saat berkunjung ke Indonesia ke Museum Etnik di Rotterdam dan pada awal abad ke-19 itulah batik mulai mencapai masa keemasannya. Sewaktu dipamerkan di Exposition Universelle di Paris pada tahun 1900, batik Indonesia memukau publik dan seniman.[2]
Semenjak industrialisasi dan globalisasi, yang memperkenalkan teknik otomatisasi, batik jenis baru muncul, dikenal sebagai batik cap dan batik cetak, sementara batik tradisional yang diproduksi dengan teknik tulisan tangan menggunakan canting dan malam disebut batik tulis. Hugh Clifford merekam industri di Pekan tahun 1895 bagi menghasilkan batik, kain pelangi, dan kain telepok.[6]
Batik adalah kerajinan yang memiliki nilai seni tinggi dan telah menjadi bagian dari budaya Indonesia (khususnya Jawa) sejak lama. Perempuan-perempuan Jawa pada masa lampau menjadikan keterampilan mereka dalam membatik sebagai mata pencaharian, sehingga pada masa lalu pekerjaan membatik adalah pekerjaan eksklusif perempuan sampai ditemukannya "Batik Cap" yang memungkinkan masuknya laki-laki ke dalam bidang ini. Ada beberapa pengecualian bagi fenomena ini, yaitu batik pesisir yang memiliki garis maskulin seperti yang bisa dilihat pada corak "Mega Mendung", dimana di beberapa daerah pesisir pekerjaan membatik adalah lazim bagi kaum lelaki.
Tradisi membatik pada mulanya merupakan tradisi yang turun temurun, sehingga kadang kala suatu motif dapat dikenali berasal dari batik keluarga tertentu. Beberapa motif batik dapat menunjukkan status seseorang. Bahkan sampai saat ini, beberapa motif batik tadisional hanya dipakai oleh keluarga keraton Yogyakarta dan Surakarta.
Batik merupakan warisan nenek moyang Indonesia ( Jawa ) yang sampai saat ini masih ada. Batik juga pertama kali diperkenalkan kepada dunia oleh Presiden Soeharto, yang pada waktu itu memakai batik pada Konferensi PBB.
Berikut ini adalah alat dan bahan yang harus disiapkan untuk membuat batik tulis :
Seni pewarnaan kain dengan teknik perintang pewarnaan menggunakan malam adalah salah satu bentuk seni kuno. Penemuan di Mesir menunjukkan bahwa teknik ini telah dikenal semenjak abad ke-4 SM, dengan diketemukannya kain pembungkus mumi yang juga dilapisi malam untuk membentuk pola. Di Asia, teknik serupa batik juga diterapkan di Tiongkok semasa Dinasti T'ang (618-907) serta di India dan Jepang semasa Periode Nara (645-794). Di Afrika, teknik seperti batik dikenal oleh Suku Yoruba di Nigeria, serta Suku Soninke dan Wolof di Senegal.[2]. Di Indonesia, batik dipercaya sudah ada semenjak zaman Majapahit, dan menjadi sangat populer akhir abad XVIII atau awal abad XIX. Batik yang dihasilkan ialah semuanya batik tulis sampai awal abad XX dan batik cap baru dikenal setelah Perang Dunia I atau sekitar tahun 1920-an.[3]
Walaupun kata "batik" berasal dari bahasa Jawa, kehadiran batik di Jawa sendiri tidaklah tercatat. G.P. Rouffaer berpendapat bahwa tehnik batik ini kemungkinan diperkenalkan dari India atau Srilangka pada abad ke-6 atau ke-7. [2]Di sisi lain, J.L.A. Brandes (arkeolog Belanda) dan F.A. Sutjipto (sejarawan Indonesia) percaya bahwa tradisi batik adalah asli dari daerah seperti Toraja, Flores, Halmahera, dan Papua. Perlu dicatat bahwa wilayah tersebut bukanlah area yang dipengaruhi oleh Hinduisme tetapi diketahui memiliki tradisi kuna membuat batik.[4]
G.P. Rouffaer juga melaporkan bahwa pola gringsing sudah dikenal sejak abad ke-12 di Kediri, Jawa Timur. Dia menyimpulkan bahwa pola seperti ini hanya bisa dibentuk dengan menggunakan alat canting, sehingga ia berpendapat bahwa canting ditemukan di Jawa pada masa sekitar itu.[4] Detil ukiran kain yang menyerupai pola batik dikenakan oleh Prajnaparamita, arca dewi kebijaksanaan buddhis dari Jawa Timur abad ke-13. Detil pakaian menampilkan pola sulur tumbuhan dan kembang-kembang rumit yang mirip dengan pola batik tradisional Jawa yang dapat ditemukan kini. Hal ini menunjukkan bahwa membuat pola batik yang rumit yang hanya dapat dibuat dengan canting telah dikenal di Jawa sejak abad ke-13 atau bahkan lebih awal.
Legenda dalam literatur Melayu abad ke-17, Sulalatus Salatin menceritakan Laksamana Hang Nadim yang diperintahkan oleh Sultan Mahmud untuk berlayar ke India agar mendapatkan 140 lembar kain serasah dengan pola 40 jenis bunga pada setiap lembarnya. Karena tidak mampu memenuhi perintah itu, dia membuat sendiri kain-kain itu. Namun sayangnya kapalnya karam dalam perjalanan pulang dan hanya mampu membawa empat lembar sehingga membuat sang Sultan kecewa.[5] Oleh beberapa penafsir,who? serasah itu ditafsirkan sebagai batik.
Dalam literatur Eropa, teknik batik ini pertama kali diceritakan dalam buku History of Java (London, 1817) tulisan Sir Thomas Stamford Raffles. Ia pernah menjadi Gubernur Inggris di Jawa semasa Napoleon menduduki Belanda. Pada 1873 seorang saudagar Belanda Van Rijekevorsel memberikan selembar batik yang diperolehnya saat berkunjung ke Indonesia ke Museum Etnik di Rotterdam dan pada awal abad ke-19 itulah batik mulai mencapai masa keemasannya. Sewaktu dipamerkan di Exposition Universelle di Paris pada tahun 1900, batik Indonesia memukau publik dan seniman.[2]
Semenjak industrialisasi dan globalisasi, yang memperkenalkan teknik otomatisasi, batik jenis baru muncul, dikenal sebagai batik cap dan batik cetak, sementara batik tradisional yang diproduksi dengan teknik tulisan tangan menggunakan canting dan malam disebut batik tulis. Hugh Clifford merekam industri di Pekan tahun 1895 bagi menghasilkan batik, kain pelangi, dan kain telepok.[6]
Budaya batik
Batik adalah kerajinan yang memiliki nilai seni tinggi dan telah menjadi bagian dari budaya Indonesia (khususnya Jawa) sejak lama. Perempuan-perempuan Jawa pada masa lampau menjadikan keterampilan mereka dalam membatik sebagai mata pencaharian, sehingga pada masa lalu pekerjaan membatik adalah pekerjaan eksklusif perempuan sampai ditemukannya "Batik Cap" yang memungkinkan masuknya laki-laki ke dalam bidang ini. Ada beberapa pengecualian bagi fenomena ini, yaitu batik pesisir yang memiliki garis maskulin seperti yang bisa dilihat pada corak "Mega Mendung", dimana di beberapa daerah pesisir pekerjaan membatik adalah lazim bagi kaum lelaki.
Tradisi membatik pada mulanya merupakan tradisi yang turun temurun, sehingga kadang kala suatu motif dapat dikenali berasal dari batik keluarga tertentu. Beberapa motif batik dapat menunjukkan status seseorang. Bahkan sampai saat ini, beberapa motif batik tadisional hanya dipakai oleh keluarga keraton Yogyakarta dan Surakarta.
Batik merupakan warisan nenek moyang Indonesia ( Jawa ) yang sampai saat ini masih ada. Batik juga pertama kali diperkenalkan kepada dunia oleh Presiden Soeharto, yang pada waktu itu memakai batik pada Konferensi PBB.
Corak batik
Ragam corak dan warna Batik dipengaruhi oleh berbagai pengaruh asing. Awalnya, batik memiliki ragam corak dan warna yang terbatas, dan beberapa corak hanya boleh dipakai oleh kalangan tertentu. Namun batik pesisir menyerap berbagai pengaruh luar, seperti para pedagang asing dan juga pada akhirnya, para penjajah. Warna-warna cerah seperti merah dipopulerkan oleh Tionghoa, yang juga memopulerkan corak phoenix. Bangsa penjajah Eropa juga mengambil minat kepada batik, dan hasilnya adalah corak bebungaan yang sebelumnya tidak dikenal (seperti bunga tulip) dan juga benda-benda yang dibawa oleh penjajah (gedung atau kereta kuda), termasuk juga warna-warna kesukaan mereka seperti warna biru. Batik tradisonal tetap mempertahankan coraknya, dan masih dipakai dalam upacara-upacara adat, karena biasanya masing-masing corak memiliki perlambangan masing-masing.Cara pembuatan
Semula batik dibuat di atas bahan dengan warna putih yang terbuat dari kapas yang dinamakan kain mori. Dewasa ini batik juga dibuat di atas bahan lain seperti sutera, poliester, rayon dan bahan sintetis lainnya. Motif batik dibentuk dengan cairan lilin dengan menggunakan alat yang dinamakan canting untuk motif halus, atau kuas untuk motif berukuran besar, sehingga cairan lilin meresap ke dalam serat kain. Kain yang telah dilukis dengan lilin kemudian dicelup dengan warna yang diinginkan, biasanya dimulai dari warna-warna muda. Pencelupan kemudian dilakukan untuk motif lain dengan warna lebih tua atau gelap. Setelah beberapa kali proses pewarnaan, kain yang telah dibatik dicelupkan ke dalam bahan kimia untuk melarutkan lilin.Jenis batik
Menurut teknik
Menurut asal pembuatan
Motif Batik
Berdasarkan daerah asal
Berdasarkan corak
Lihat pula
Merk
Tokoh
Pameran
Sentra
Museum
Busana khas terbuat dari batik
Peralatan batik
Berikut ini adalah alat dan bahan yang harus disiapkan untuk membuat batik tulis :
Senin, 25 Maret 2013
Karya Seni Rupa Terapan Nusantara
1. Bentuk dan Teknik Pembuatan Karya Seni Rupa
Terapan Nusantara
a. Pengertian Karya Seni Rupa Terapan
Nusantara
Seni rupa adalah cabang seni yang
membentuk karya dengan media yang mempunyai rupa atau wujud yang bisa ditangkap
dengan indera penglihatan dan dapat dirasakan dengan indera peraba. Karya-karya
seni rupa
Periodisasi seni rupa nusantara
Periodisasi seni rupa nusantara
Sejarah kesenian Indonesia, dalam perkembangan periodisasinya telah mengalami berbagai kemajuan seiiring dengan kompleksnya kebudayaan itu sendiri yang cenderung melesat tajam. Pada dasarnya, kesenian di Indonesia mempunyai lima tahap periodisasi kronologis yang juga mewa
Jumat, 15 Maret 2013
Sejarah Musik
Musik adalah suara
yang disusun demikian rupa sehingga mengandung irama, lagu, dan
keharmonisan terutama suara yang dihasilkan dari alat-alat yang dapat
menghasilkan bunyi-bunyian.[1] Walaupun musik adalah sejenis fenomena intuisi, untuk mencipta, memperbaiki dan mempersembahkannya adalah suatu bentuk seni. Mendengar musik pula adalah sejenis hiburan. Musik adalah sebuah fenomena yang sangat unik yang bisa dihasilkan oleh beberapa alat musik.
Musik dikenal sejak keha
Biola
Biola adalah sebuah alat musik dawai yang dimainkan dengan cara digesek. Biola memiliki empat senar (G-D-A-E) yang disetel berbeda satu sama lain dengan interval sempurna kelima.
Seni Rupa Murni
Seni Rupa Murni
Seni rupa murni (pare/fine art)
merupakan seni rupa yang tidak memperhatikan unsur praktis. Karya seni rupa
murni diciptakan khusus berdasarkan kreativitas dan ekspresi pribadi
pembuatnya.
alam seni rupa murni, terdapat
beberapa aliran gaya. Aliran gaya, yaitu aliran dalam gerakan seni rupa yang
memiliki ideologi dan ciri khas yang unik dan baru dalam karya-karya yang
dihasilkannya. Aliran seni rupa, di antaranya romantisme, ekspresionistne,
impresionisme, dan surcalisme. Cabang-cabang seni rupa murni, di antaranya
sebagai berikut.
Air Terjun Sigura-gura
Air Terjun Sigura-Gura
Air Terjun ini terletak sekitar 250 km dari Medan. Airnya dihasilkan oleh sungai Asahan, yakni sungai yang biasa diarungi untuk kegiatan olahraga arung
jeram yang berada pada area sepanjang 22 km, mulai dari Desa Tangga atau tepat di depan pintu Bendungan Sigura-gura hingga Bandar Pulau, yang menjadi muara sungai.
Sabtu, 09 Maret 2013
Tari Modern
Tari modern adalah bentuk tarian yang dikembangkan pada awal abad ke-20. Meskipun istilah tari modern juga telah diterapkan pada kategori ballroom 20th Century tarian, tari modern sebagai istilah yang biasanya mengacu pada abad ke-20 konser tarian.
Seni Tari Tradisional
SeniTariAdaah gerakan yang terangkai yang selaras dengan irama, yang memiliki unsur-unsur keindahan seperti,
1. Wirama yaitu gerakan yang selaras dengan irama
2. Wiraga yaitu olah gerak tubuh dari kepala hingga ujung kaki
3. Wiraba yaitu ekspresi yang diungkapkan lewat raut muka atau tubuh
4. Wirupa yaitu tata busana atau tata rias yang di tampillkan oleh penari.
Tarian Indonesia mencerminkan kekayaan dan keanekaragaman suku bangsa dan budaya Indonesia. Terdapat lebih dari 700 suku bangsa di Indonesia: dapat terlihat dari akar budaya bangsa Austronesia dan Melanesia, dipengaruhi oleh berbagai budaya dari negeri tetangga di Asia bahkan pengaruh barat yang diserap melalui kolonialisasi. Setiap suku bangsa di Indonesia memiliki berbagai tarian khasnya sendiri; Di Indonesia terdapat lebih dari 3000 tarian asli Indonesia. Tradisi kuno tarian dan drama dilestarikan di berbagai sanggar dan sekolah seni tari yang dilindungi oleh pihak keraton atau akademi seni yang dijalankan pemerintah.[1]
1. Wirama yaitu gerakan yang selaras dengan irama
2. Wiraga yaitu olah gerak tubuh dari kepala hingga ujung kaki
3. Wiraba yaitu ekspresi yang diungkapkan lewat raut muka atau tubuh
4. Wirupa yaitu tata busana atau tata rias yang di tampillkan oleh penari.
Tarian Indonesia mencerminkan kekayaan dan keanekaragaman suku bangsa dan budaya Indonesia. Terdapat lebih dari 700 suku bangsa di Indonesia: dapat terlihat dari akar budaya bangsa Austronesia dan Melanesia, dipengaruhi oleh berbagai budaya dari negeri tetangga di Asia bahkan pengaruh barat yang diserap melalui kolonialisasi. Setiap suku bangsa di Indonesia memiliki berbagai tarian khasnya sendiri; Di Indonesia terdapat lebih dari 3000 tarian asli Indonesia. Tradisi kuno tarian dan drama dilestarikan di berbagai sanggar dan sekolah seni tari yang dilindungi oleh pihak keraton atau akademi seni yang dijalankan pemerintah.[1]
Untuk keperluan penggolongan, seni tari di Indonesia dapat
digolongkan ke dalam berbagai kategori. Dalam kategori sejarah, seni tari
Indonesia dapat dibagi ke dalam tiga era: era kesukuan prasejarah, era
Hindu-Buddha, dan era Islam. Berdasarkan pelindung dan pendukungnya, dapat
terbagi dalam dua kelompok, tari keraton (tari istana) yang didukung kaum
bangsawan, dan tari rakyat yang tumbuh dari rakyat kebanyakan. Berdasarkan
tradisinya, tarian Indonesia dibagi dalam dua kelompok; tari tradisional dan
tari kontemporer.
Tari Bercorak Prasejarah atau Tari Suku Pedalaman
Aliran seni rupa, Tokoh dan karya
Mempelajari seni rupa pada
dasarnya mempelajari peradaban manusia.Sejarah peradaban tidak dapat
dipisah-pisahkan, karena pada dasarnya kesenian antar bangsa memberi dan menerima
pengaruh. Namun untuk mempermudah cara mempelajarinya perlu diadakan
pengelompokkan
Unsur seni rupa
Benda alam, karya manusia,
ilmu, bahasa memiliki
unsur dan bangun. Unsur-unsur yang terdapat pada pohon, ialah akar, daun,
dahan, bunga, buah dan sebagainya. Semua unsur itu saling berkaitan menurut
pola tertentu yang disebut pohon.
Hal ini juga terdapat pula pada
karya rupa, unsur rupa yang terdapat pada suatu karya adalah garis, bidang,
warna, ruang dan tekstur. Unsur-unsur ini disusun oleh seniman menurut suatu
bangun (komposisi, desain) sehingga terwujudlah suatu karya.
a. Garis
Garis dalam seni rupa merupakan
perpanjangan dari susunan titik-titik yang memiliki panjung namun ralatif tidak
memiliki lebar. Garis memiliki posisi atau menunjukkan arah. Garis dapat
berperan sebagai penghubung dua titik menjadi sumbu penyilang atau pembatas
bidang. Dari perpaduan ujung garis satu ke ujung garis berikutnya akan
terbentuklah sebuah bentuk. Garis yang telah mencipta bentuk dan melingkup
bidang disebutkontur. Dikenali atau tidak bentuk yang dibuat dapat dilihat
dari konturnya, sehingga dalam menggambar harus menggambarkan bentuknya dari
sudut yang mudah dikenali dan bersifat khas.
b. Warna
Warna merupakan unsur rupa yang
secara langsung dapat menyentuh perasaan. Kita dapat menangkap keindahan pada
susunan warna misalnya pada sebuah lukisan abstrak.
Menurut teori Brewster, warna
terdiri dari 3 kelompok, yaitu:
1. Warna Primer
Warna ini tidak dapat dibuat
dengan cara mencampur warna yang sudah ada. Warna primer terdiri dari: warna
merah, warna biru dan warna kuning.
2. Warna Skunder
Warna skunder dapat dibuat dengan
cara mencampur dari dua warna primer dengan perbandingan yang sama, warna
skunder terdiri dari: campuran warna merah dengan warna kuning menjadi oranye,
warna merah dicampur dengan warna biru menjadi warna ungu dan warna kuning
dicampur dengan warna biru menjadi warna hijau.
3. Warna Tersier
Warna tersier dapat dibuat dengan
cara mencampur dua atau tiga atau lebih dari warna skunder, warna skunder
dengan warna primer. Contoh warna tersier adalah campuran warna merah dengan
warna hijau menjadi warna hitam, warna ungu dengan warna merah menjadi warna
merah keunguan dan sebagainya.
c. Tekstur
Tekstur adalah sifat dan keadaan
suatu permukaan bidang atau permukaan benda. Setiap benda mempunyai sifat
permukaan yang berbeda, sifat permukaan benda ini juga disebut barik. Permukaan
itu mungkin kasar, licin, mengkilat, kusam, berkembang-kembang, polos. Hal ini
tergantung dari bahan apa benda itu dibuat. Tekstur bisa memberikan kesan berat
atau ringannya suatu benda.
d. Ruang
Bagian benda yang tampak pejal
(keras) disebut pukal, ruang yang kosong disebut rongga. Pukal tidak perlu
benar-benar pejal, dapat pula bergeronggang (rongga). Rongga adalah ruang yang
terbatas. Dalam karya rupa, ruang selalu terbatas. Kita ambil contohnya patung,
pada dasarnya terdiri atas susunan pukal dan rongga. Ditempat yang terisi pukal
tidak terdapat rongga, sebaliknya jika tidak ada pukal, di situ terdapat rongga
sebenarnya dalam gambar itu hanya tipuan mata atau kesan saja.
e. Bidang
Bayangan terjadi karena ada
pencahayaan. Cahaya dapat memberi efek gelap dan terang. Dalam seni rupa efek
cahaya ini dapat memberi kesan suram atau sebaliknya terang. Bayangan dalam
seni rupa kita kenal dengan bayangan diri, bayangan langkah dan bayangan cermin.
Dari bayangan-bayangan ini dapat menimbulkan efek gelap dan terang.
Demikian penjelasan tentang unsur-unsur
seni rupa, semoga bermanfaat bagi pembaca.
Langganan:
Postingan (Atom)